13 Juli 2008

Metode Belajar Sangat Penting

Metode menjadi suatu andalan dalam pengajaran bahasa Arab oleh Lughatuna Language Institute - Lughatuna Arabic Course (LLI-LAC), dengan metode dan media yang tepat dalam penyampaian materi ajar, ternyata mampu meningkatkan daya serap serta pemahaman terhadap materi belajar bagi warga belajar (peserta) di Lughatuna Arabic Course. Setidaknya hal ini kentara sejak hari pertama Ana mengikuti kelas resmi hari ini 13 Juli 2008.
Mengapa kemudahan bahasa Arab belum dirasakan oleh setiap peserta yang mempelajari bahasa Arab ? Buku Silsilah Ta’lim al-Lughah al ‘Arabiyyah (Seri Belajar Bahasa Arab) berpendapat, kesulitan bahasa Arab yang dikeluhkan oleh para peserta belajar dan para pengajar bukan disebabkan oleh karakter bahasa Arab, tetapi disebabkan oleh lemahnya metode.
Bahasa Arab itu ternyata memang mudah dan gampang, pernyataan ini tidak hanya harus ditanamkan dalam hati para peserta belajar di LLI-LAC, akan tetapi memang telah dinyatakan oleh Allah SWT sendiri dalam Al-Quran : QS. Al-Qamar: 17, 22, 32, 40.
Subhanallah…., Ketinggian bahasa Arab baru Ana rasakan pada hari ini, walaupun belum seberapa yang Ana pelajari.

Hari ini Ana datang sangat terlambat dari jadwal yang ditentukan, sebenarnya cukup sungkan juga rasanya dengan peserta lainnya. Alhamdulillah, walaupun Ana terlambat satu jam cukup banyak hal yang Ana dapat dari pertemuan hari ini. Insya Allah sangat bermanfaat.

Ringkasan materi hari pertama :

- Sharf adalah ilmu tata bentuk kata
- Dhamir adalah kata ganti. Bentuk dhamir ada 14.
o Huwa (dia, ia, beliau [lk]) , huma (mereka berdua [lk]), hum (mereka lebih dari dua[lk]), hiya (dia,ia beliau [pr]), huma (mereka berdua [pr]), hunna (mereka lebih dari dua [pr]), anta (kamu, engkau [lk]), antuma (kalian berdua [lk]), antum (kalian lebih dari dua [lk]), anti (kamu, engkau [pr]), antuma (Kalian berdua [pr]), antunna (kalian lebih dari dua [pr]), ana (saya [lk,pr]), nahnu (kami, kita [lk,pr]).
o Cara mudah untuk menghafal dan memahami dhamir adalah dengan merangkaikan tiga-tiga dan dapat menggunakan metode jari tasrif. Gunakan tangan kanan untuk dhamir yang menunjukkan jenis kelamin laki-laki. Gunakan tangan kiri untuk dhamir yang menunjukkan jenis kelamin perempuan.
o Kata ganti orang III (orang yang dibicarakan) berada di belakang. Contoh : sambil melafalkan dhamir huwa arahkan satu jari (telunjuk) kanan anda ke arah belakang kanan tubuh. Sambil melafalkan dhamir huma arahkan dua jari (telunjuk dan jari tengah) kanan anda ke arah belakang kanan tubuh. Dan sambil melafalkan dhamir hum arahkan seluruh jari kanan anda kearah belakang kanan tubuh. Untuk tiga dhamir perempuan dengan tangan kiri dan ke arah belakang kiri tubuh.
o Kata ganti orang II (yang di ajak bicara) berada di depan, maka dengan cara yang sama namun jari di arahkan ke depan.
- Dhamir selain sebagai kata ganti, juga dijadikan acuan untuk perubahan bentuk fi’il (kata kerja).
- Tasrif adalah sistem perubahan bentuk kata seperti untuk membedakan jins (jenis kelamin) dan ‘adad (bilangan)
- Umumnya kata dasar dalam bahasa Arab terdiri atas tiga huruf.
o Huruf pertama disebut Fa’ul Fi’l
o Huruf kedua disebut ‘Ainul Fi’l
o Huruf ketiga disebut Lamul Fi’l
- Perubahan Fi’l (kata kerja) disesuaikan dengan dhamir.
- Fi’l madhi adalah kata kerja yang menunjukkan kejadian yang telah terjadi (bentuk lampau)
- Perubahan harakat fi’l madhi hanya terletak pada Lamul Fi’l

- Nahw adalah ilmu tata bahasa yang menjelaskan fungsi atau jabatan kata dalam kalimat.
- Menguasai jenis kata adalah modal dasar untuk membentuk kalimat yang baik, memahami penggunaan atau fungsi kata, memafhumi dan menguraikan kalimat.
- Jenis kata ada tiga : Ism (Kata benda), Fi’l (kata kerja), Harf (kata depan).
- Tanda Ism, diawali oleh Alif dan Lam di awal kata, diakhiri oleh ta’ marbuthah, harakat terakhir pada huruf kata dasar tanwin. Ism yang diawali AL tidak boleh diakhiri tanwin.
- Ism merupakan kata yang menunjukkan pada nama orang, benda, tempat, binatang, bilangan, kata sifat atau kata ganti.
- Ism berdasarkan jins (jenis kelamin) ada dua yakni muzakkar dan mu’annats.
- Ism muzakkar dapat diubah ke bentuk mu’annats bila kata sifat (begitu sebaliknya)
- Ism berdasarkan ‘adad (bilangan) ada tiga yakni mufrad (tunggal), mutsana (dualis) dan jam (jamak).
Dengan mengikuti kartu tasrif dan latihan dengan buku tadribat maka materi akan sangat mudah difahami.

0 comments: