Mencari Cahaya dari Masjid ke Masjid perjalanan mengumpulkan bekal

22 April 2012

Kakek Mengajarkan Doa Melalui Mimpi

Alhamdulillah, Allah SWT telah mencukupi nikmat-Nya hari ini sehingga saya masih diberikan kesempatan dan kekuatan untuk terus berjalan menapaki bumi yang diciptakan-Nya.

Ketika kecil saya beruntung berada dilingkungan yang masih menjaga eratnya tali kekerabatan. Saya punya kakek nama beliau M. Akil Saleh (1904-1994), ayah dari Bapak kandung saya. Beliau sewaktu muda sangat gigih mengajarkan anak-anak beliau agar pintar ilmu agama. Dikampung saya sangat lumrah belajar di surau (langgar) ba'da magrib, kegiatan belajar ilmu agama ini disebut "mengaji". Pelajaran utama adalah belajar Fiqh dan membaca Al-Qur'an. Kakek saya mengajarkan keluarganya di rumah. Beliau sangat menekankan agar anak-anak beliau lancar membaca Al-Qur'an sejak kecil.
Saya baru menyadari keinginan yang besar dari kakek agar anak dan cucunya lancar membaca Al-Qur'an. Ketika saya masih kecil, bapak saya melakukan hal yang sama kepada saya. Ada sebuah titik balik ketika bapak saya membawakan segoni batu kali untuk menimbun kolam yang ada di depan surau. Saya yang saat itu masih malas mengaji, seketika berubah menjadi rajin.

Drastisnya perubahan pada diri saya  sampai kepada kakek. Beliau sangat senang sekali melihat saya sudah bisa dengan cepat dan lancar membaca Al-Qur'an sehingga beliau memberikan hadiah (sekitar 1989) berupa sebuah kita "Al-Qur'an dan Terjemahannya" terbitan Departemen Agama RI berwarna merah, saat itu tertulis di dalam muqadimahnya Menteri Agama RI bapak Munawir Dzadzali.
Alhamdulillah, saya memanfaatkan Al-Qur'an dan  terjemahan ini bahkan sampai lusuh. Sungguh sesuatu pemberian yang sangat bermanfaat kakek....
Tidak lama setelah itu, kakek wafat (1994). Ada rasa sesal karena saya belum sempat belajar banyak dari beliau.    Beberapa tahun kemudian Allah mempertemukan saya dengan kakek melalui sebuah mimpi Insya Allah penuh hikmah. Dalam mimpi itu saya bertemu langsung dengan beliau. Mimpi yang sangat berbeda karena dalam mimpi ini kakek mengajarkan sebuah do'a bersama sebilah keris yang ternyata do'a tersebut saya temukan dalam Muqadimah Kitab Al-Qur'an dan Terjemahannya yang beliau berikan sewaktu masih hidup. Inilah do'a yang beliau ajarkan :

Do'a versi belajar dalam mimpi :

اللهمّ افتحلنا حكمتك ونصر علينا رحمتك من خزائن رحمتك يا أرحم الراحمين
Terjemahannya : (Tidak diajarkan beliau)

Do'a versi asli :

اللهمّ افتحْ علينا حكْمتك ونشرْ علينا من خزائن  رحمتك يا أرحم الرّا حميم

Allahummaf taH 'alaina hikmataka wang shur 'alaina min khaza ini rahmatika   yaa arhamarraahimiiin.

Ada juga versi ini :

اللهمّ افتحْ علينا حكْمتك ونشرْ علينا رحمتك  يا ذى جلال و الإكرام


Allahummaftah 'alaina hikmataka wang syur 'alaina rahmatika  yaa zaal jalali wal ikraam.


Setelah saya memahami do'a ini dan mengamalkannya, Subhanallah hasilnya sangat luar biasa terbukti dalam kemudahan-kemudahan yang diberikan Allah SWT dalam menuntut ilmu. Memang sangat tepat bahwa do'a ini dianjurkan dibaca saat menuntut ilmu, sebelum atau s
esudah belajar.

Yaa Rabb, ampunilah kakekku, perberatlah timbangan kebaikannya, muliakanlah beliau, lapangkanlah kuburnya, angkatlah derajatnya di sisi-Mu, alirkan semua pahala amal jariah yang telah beliau semaikan.


Terlepas dari manfaat yang saya dapatkan selama ini. Saat ini saya sedang mengikuti perkembangan berita "Kesalahan Terjemahan Al-Qur'an terbitan DEPAG RI" :

http://www.voa-islam.com/lintasberita/suaraislam/2012/04/10/18618/quran-tarjamah-tafsiriyah-mengoreksi-terjemahan-plat-merah/
-https://arsiparmansyah.wordpress.com/2011/12/04/kesalahan-terjemahan-al-quran-versi-depag-ri/




09 April 2012

Lancar Kaji Karena Diulang

Illustrasi/ sumber : google.com

السلام عليكم ورحمة الله وبركاة

Sahabat pengunjung yang Insya Allah senantiasa mendapat curahan Rahmat Allah SWT.

Hari ini saya teringat dua kalimat pepatah yang dulu sering saya tulis dengan huruf arab melayu. Dua kalimat itu begitu menginspirasi sampai saat ini, yaitu :

"Lancar jalan karena ditempuh, lancar kaji karena diulang"
"Berburu kepadang datar, dapat rusa belang kaki. Berguru kepalang ajar bagai bunga kembang tak jadi"

Kalimat pertama sengaja saya tebalkan karena ini yang menjadi fokus saya dalam tulisan ini.
Yah... point pentingnya adalah "lancar kaji karena diulang". Inilah kata nasehat yang sering disampaikan oleh guru ngaji saya dulu ketika kecil. Nasehat yang disampaikan secara halus agar rajin belajar dengan mengulang-ulang pelajaran supaya lebih lancar dan lebih faham.
Kehalusan bahasa orang-orang tua kita dulu dalam memberikan arahan dan nasehat kepada anak-anaknya begitu cepat dimengerti sehingga mengikutinya pun kita menjadi semangat bagai menerima sebuah inspirasi baru, bukan karena terpaksa. Saya tidak merasa didikte, tapi diminta untuk mencerna pesan dan manfaat yang terkandung.

Selain diminta selalu mengingat pesan, Saya juga diminta oleh guru ngaji saya waktu itu untuk menuliskannya di buku catatan, waktu itu buku saya tipis sekali namanya buku leces dan Bintang Obor. wal hasil Alhamdulillah sampai sekarang saya masih ingat dan Insya Allah terus  menjalankan nasehat beliau dengan senang hati karena sangat bermanfaat. Semoga Allah SWT mencurahkan banyak keberkahan sebagai amal jariyah  kepada guru-guruku dulu.

Mari kita bandingkan dengan realita kondisi kekinian, banyak orang tua yang begitu "(apa kata yang tepat ya..?)" memberikan arahan kepada anaknya. Misalnya dalam hal belajar, "Udah, sana belajar. besok mau ujian" atau  "Hey..Belajar, Belajar" atau mungkin bisa lebih to the point lagi.

Ternyata semakin ke sini terlihat ada perbedaan bahkan pergeseran gaya budi bahasa orang dulu dan zaman sekarang, terutama dalam hal nasehat-menasehati. Orang tua dulu sangat kental dengan budaya asli ketimuran berbicara dengan petatah-petitih, banyak yang hafal pepatah dan kata bijak lalu disampaikan dengan tutur kelembutan dan kasih sayang, orang tua terlihat berwibawa dihadapan anaknya, guru berwibawa dihadapan murid-muridnya, hasilnya luar biasa.... nasehat yang disampaikan melekat sepanjang hayat. Lembut dalam tutur, tegas dalam kata, kaya dalam makna. itulah istilah yang saya sematkan untuk guru-guruku tercinta.
Sekarang...? Zaman loe gue..  ? adakah yang bisa memberikan pandangan..?

Mari, kita berpantun menutup jumpa kita hari ini : Kemumu di dalam semak, jatuh melayang selara nya. Meski ilmu setinggi tegak, tidak sembahyang apa gunanya.  "Hafalkan pantun ini ya, ananda sekalian.." Ujar Guru.

نسأل الله أن ينفع به. وبا لله لتوفيق

Wassalam



07 April 2012

Salah Satu Syarat Menjadi Manusia Terbaik

ألسلام عليكم وو

Sahabat Pengunjung rahimaniy wa rahimakumullah...

Menurut Rasulullah SAW yang beliau sampaikan dalam salah satu hadist beliau menyebutkan bahwa salah satu syarat menjadi manusia terbaik adalah Belajar dan Mengajarkan Al-Qur'an.

خَيْرُكُمْ مَنْ تَعَلَّمَ القُرْآنَ وَعَلَّمَه
Khairukum man ta'allamal qur'aan wa 'allamahu
Terjemahannya :
"Sebaik-baik kamu sekalian adalah yang mempelajari Al-Qur'an dan Mengajarkannya."
(HR. Bukhari)

Belajar Al-Qur'an

Tahapan-tahapan yang dapat dilalui dalam Belajar Al-Qur'an adalah :

Belajar Membaca Al-Qur'an. Pada tahap ini dimulai dari mengenal huruf-huruf pembentuk kalimah/kata, tanda-tanda baca, bunyi bacaan setiap huruf, hingga membaca satu kalimat penuh. termasuk hukum tajwid. Tujuan akhir dari belajar tahap ini adalah dapat membaca ayat-ayat Al-Qur'an dengan lancar, fasih dan tartil.
Al-Qur'an berbeda dengan kitab-kitab yang lain, ia begitu istimewa. Tidak hanya membacanya, mendengarkan orang membacanya saja kita mendapat kebaikan berupa pahala.
Keutamaan membaca Al-Qur'an.  Membaca Al-Qur'an adalah bernilai ibadah, mendapat syafaat di hari akhir dari Al-Qur'an, ditinggikan derajatnya oleh Allah SWT, Orang tua dari Alhlul Qur'an di hari kiamat dipakaikan mahkota spesial yang bersinar melebihi sinar matahari di dunia, dan banyak lagi keutamaan

  إِنَّ الَّذِينَ يَتْلُونَ كِتَابَ اللَّهِ وَأَقَامُوا الصَّلَاةَ وَأَنْفَقُوا مِمَّا رَزَقْنَاهُمْ سِرًّا وَعَلَانِيَةً يَرْجُونَ تِجَارَةً لَنْ تَبُورَ (29) لِيُوَفِّيَهُمْ أُجُورَهُمْ وَيَزِيدَهُمْ مِنْ فَضْلِهِ إِنَّهُ غَفُورٌ شَكُورٌ (30 )

Innalladzina yatluu na kitaa ballahi wa aqamusshalata wa anfaqu mimma razaqnahum sirran wa alaniyatan yarjuuna tijaratan lan tabuura. liyuaffiyahum ujurahum wa yazidahum min fadlihi, innahu ghafurun syakuur.

Terjemahannya :
“Sesungguhnya orang-orang yang selalu membaca kitab Allah dan mendirikan salat dan menafkahkan sebahagian dari rezeki yang Kami anugerahkan kepada mereka dengan diam-diam dan terang-terangan, mereka itu mengharapkan perniagaan yang tidak akan merugi”. “Agar Allah menyempurnakan kepada mereka pahala mereka dan menambah kepada mereka dari karunia-Nya. Sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Mensyukuri”. QS. Fathir: 29-30


Belajar Seni Bacaan Murattal dan Menghafal Al-Qur'an. Dapat membaca ayat-ayat Al-Qur'an dengan seni bacaan murattal membuat kita tidak cepat jenuh membacanya bahkan semakin asyik dan nikmat. Belajar murattal ini baik diiringi dengan menghafal surat-surat pendek, ayat-ayat tauhid yang biasa dibaca oleh imam shalat. Bahkan sangat bermanfaat dan barokah bila bisa menghafal keseluruhan Al-Qur'an 30 Juz. 

Belajar Menterjemahkan Al-Qur'an.Setelah fasih dan lancar membaca Al-Quran sangat baik bila dilanjutkan dengan belajar menterjemahkan Al-Qur'an agar kita mengerti dan paham dengan apa yang kita baca. Mengetahui terjemahannya sangat membantu dalam usaha untuk shalat khusyu'.

Belajar Menafsirkan Al-Qur'an. Ada banyak referensi kitab tafsir yang sudah ada, misalnya kitab tafsir Ibnu Kastir, fi Zilalil Qur'an, tafsir Al-Azhar, tafsir Al-qurthubi, tafsir jalalain, tafsir muniir, dan lain-lain. Sebagian besar kitab tafsir para ulama tersebut dalam bahasa arab, pun banyak juga yang sudah diterjemahkan ke dalam bahasa-bahasa lain termasuk Bahasa Indonesia. Belajar tafsir ini bermanfaat sekali terutama agar kita memahami isi kandungan ayat-ayat Al-Qur'an sehingga dapat memantapkan keimanan dengan mengetahui pesan-pesan yang disampaikan oleh Al-Qur'an.
Sangat baik bila kita memahami kaidah bahasa arab seperti nahwu, sharf, balaghah sehingga mempermudah mempelajari tafsir langsung dari kitab-kitab berbahasa arab.

Tahapan belajar yang paling urgen adalah tahapan belajar membaca dan tahapan paling utama adalah menafsirkan Al-Qur'an. Belajarlah sesuai dengan kemampuan, berdoa meminta bimbingan dari Allah agar dimudahkan. Belajar otodidak sangat berbeda hasilnya dibandingkan belajar bersama orang yang sudah lebih dahulu fasih. Karena belajar dengan talaqqi tidak sama hasilnya dengan belajar sendiri. Oleh karena itu penting untuk belajar Al-Qur'an kepada orang yang sudah bagus bacaannya agar hasil yang kita dapatkan dapat maksimal.

Mengajarkan  dan Mengamalkan Al-Qur'an

Sampai tahap belajar selesai kita baru menyelesaikan setengah dari kebaikan, untuk melengkapi kebaikan menjadi manusia terbaik maka hendaknya kita harus  bisa mengajarkan Al-Qur'an kepada orang lain, kerabat terutama pada keluarga kita. Beriringan dengan belajar dan mengajarkan Al-Qur'an sangat baik bila kita memulai secara bertahap untuk mengamalkan apa-apa yang kita baca dan kita pahami.

نسأل الله أن ينفع به. وبالله التوفيق

Wassalam