Mencari Cahaya dari Masjid ke Masjid perjalanan mengumpulkan bekal

26 September 2008

Balik Kampung

Assalamu'alaikum wr wr.

'Idul Fitri 1429 H (Lebaran) sebentar lagi akan tiba, ada sebuah tradisi yang baik bagi kita di asia tenggara umumnya dan di Indonesia Khususnya yaitu Balik Kampung atau Pulang Kampung atau terkenal dengan istilah Mudik Lebaran.
Melalui blog ini Ana ingin mengucapkan :

Taqobalallahu Minna Waminkum Selamat Hari Raya Idul Fitri 1 Syawal 1429 H Raih Kemenangan dan Kembali Kefitrah. Minal Aidhin Walfaidzin,Mohon Maaf Lahir dan Bathin

Barangkali lagu berikut bisa sedikit memberikan gambaran, bagi seorang yang pulang kampung dari perantauannya.



Liriknya

Lirik Balik Kampung - Sudirman

Perjalanan jauh tak ku rasa
Kerna hati ku melonjak sama
Ingin berjumpa sanak saudara
Yang selalu bermain di mata

Nun menghijau gunung ladang dan rimba
Langit nan tinggi bertambah birunya
Deru angin turut sama berlagu
Semuanya bagaikan turut gembira

Balik kampung oh oh...( 3X )
Hati girang
Ho ho... Balik kampung (3X)
Hati girang

Terbayang wajah-wajah yang ku sayang
Satu-satu tersemat di kalbu
Pasti terubat rindu di hati
Menyambut kepulangan ku nanti

( ulang dari awal )

ini baru sebuah lagu lho...

Ana sendiri mendengar lagu ini di sebuah radio, karena liriknya cukup bagus maka Ana berusaha searching di internet sehingga menemukan sesuai yang Ana dengar sebelumnya.

Berkaitan dengan balik kampung ini, hari jum'at pertama awal ramadhan 1429 H lalu, Khatib dalam khutbah keduanya juga menyinggung hal ini. Paparan Khatib yang masih Ana ingat adalah "Setelah Ramadhan berlalu, kita akan memasuki bulan Syawal dimana ada suatu tradisi unik bangsa kita yang setiap tahun diadakan yaitu Pulang Kampung. Bila suatu saat kita pulang ke kampung halaman dari bekasi misalnya, sebelum pulang kita menyiapkan segala sesuatu untuk dibawa pulang ke kampung sebagai bekal diperjalanan, tapi ternyata sesampai di kampung kita teringat ada sesuatu yang tidak terbawa atau tertinggal. Pada saat itu kita bisa berfikir bahwa kita juga akan kembali lagi ke Bekasi dan Insya Allah barang yang tertinggal itu akan bisa kita bawa sewaktu pulang kampung berikutnya. Begitu yakinnya kita untuk bisa kembali lagi dengan mudah ke Bekasi. Tapi kadangkala kita lupa bahwa ada ibrah dibalik peristiwa seperti ini, bila mana kampung yang kita tuju masih ada di dunia maka tradisi balik kampung masih bisa kita lanjutkan, lalu apakah kita sudah menyiapkan bekal untuk balik ke kampung yang kekal yaitu Kampung Akhirat yang mana kita tidak akan bisa berfikir akan kah kita bisa dikembalikan ke dunia bila ada sesuatu yang tertinggal ?

Ana teringat beberapa ayat dalam Al-Qur'an yang sering Ana baca ketika Shalat, Allah SWT telah menggambarkan untuk kita :

Hai orang-orang beriman, janganlah hartamu dan anak-anakmu melalaikan kamu dari mengingat Allah. Barangsiapa yang berbuat demikian Maka mereka Itulah orang-orang yang merugi.

dan belanjakanlah sebagian dari apa yang telah Kami berikan kepadamu sebelum datang kematian kepada salah seorang di antara kamu; lalu ia berkata: "Ya Rabb-ku, mengapa Engkau tidak menangguhkan (kematian)ku sampai waktu yang dekat, yang menyebabkan aku dapat bersedekah dan aku Termasuk orang-orang yang saleh?"

dan Allah sekali-kali tidak akan menangguhkan (kematian) seseorang apabila telah datang waktu kematiannya. dan Allah Maha Mengenal apa yang kamu kerjakan.

(QS. Al-Munafiquun : 9 – 11)


Wallahu'alam bisawab.

Pulang kampung harus Lahir Bathin.

Sebuah editorial di Radio Dakta (25/09/2008) yang dapat Ana tangkap mengungkapkan bahwa Tradisi pulang kampung yang biasa dilakukan pada akhir ramadhan adalah pulang kampung secara lahiriyah, akan lebih baik kita juga menyiapkan diri dan mengiringi pulang kampung secara bathiniyah maksudnya dapat dicerna melalui sebuah kenyataan bahwa puasa Ramadhan adalah sebagai media untuk melatih kesabaran, di perantauan kita dapat berlaku sabar dan menahan segala sesuatu yang dapat membatalkan puasa. Namun akan banyak kita temui saat pulang kampung banyak di antara kita yang kurang sabar bahkan sampai hilang kesabaran untuk ikut dalam antrian di perjalanan baik karena jalanan macet atau dengan sebab lain, tidak jarang kata-kata kasar dan umpatan keluar dari sebagian orang yang pulang kampung yang notabene mereka adalah muslim dan masih dalam keadaan berpuasa. Sungguh indah bila nilai-nilai ramadhan bisa senantiasa kita bawa serta sewaktu pulang kampung pun juga sesampai di kampung halaman.

Menurut Ana, disamping alasan Kerinduan dengan sanak saudara dan menjalin silaturrahim dengan mereka di kampung halaman masing-masing kita memiliki tujuan yang berbeda-beda dan sangat beragam. Alangkah baiknya tujuan-tujuan tersebut senantiasa kita bingkai dalam bingkai Taqwa dan kebaikan sebagai cerminan dari buah puasa ramadhan yang kita lakukan selama sebulan penuh. Pulang kampung dengan niat dan hati yang bersih. Bila kita senantiasa melakukan hal seperti ini ketika masih di dunia niscaya kita tidak akan lupa dengan firman Allah Tabaraka wa Ta'ala :

Berbekallah kamu sekalian, dan sesungguhnya sebaik baik bekal adalah TAQWA (QS. Al-Baqarah : 197)

Maksud Ana, Bekal Taqwa untuk pulang ke kampung Akhirat karena kampung Akhirat kita akan kekal selamanya.
Orang Mukmin yang pulang ke kampung Akhirat akan senang dan bahagia dengan bertemu dengan Rabb-nya. Kerinduan akan perjumpaan dengan Rabb akan membuat kita senantiasa bersiap dengan bekal Taqwa.

Rasulullah pernah mengingatkan dalam suatu hadits : Akan sangat menyesal seseorang di akhirat, yaitu orang yang punya kesempatan waktu untuk mencari ilmu ketika di dunianya, tapi ia tidak mau menggunakannya untuk mencari ilmu. ( Naudzubillahi min dzalik ! ) (sumber : ilmuislam.net)

# Bekal hidup yang paling baik menurut Al Qur’an dan pemahaman ulama-ulama salaf adalah bukan harta yang melimpah, sanak saudara yang berpangkat, tetangga yang hebat tapi yang tercantum di atas. Artinya bukannya kemudian kita melalaikan dunia, dunia bagi kita terus kita cari, tapi ingat jangan sampai lupa akhirat, akhirat adalah harus kita persiapkan sebaik-baiknya, karena akhirat kehidupan yang sebenarnya. Sebagaimana Sabda Nabi, : Jadikanlah dunia itu sebagai kuda tungganganmu, dan jangan sampai dirimu ditunggangi oleh kudamu.

Ingatlah firman Allah SWT :

dan carilah pada apa yang telah dianugerahkan Allah kepadamu (kebahagiaan) negeri akhirat, dan janganlah kamu melupakan bahagianmu dari (kenikmatan) duniawi dan berbuat baiklah (kepada orang lain) sebagaimana Allah telah berbuat baik, kepadamu, dan janganlah kamu berbuat kerusakan di (muka) bumi. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang berbuat kerusakan. (QS. AlQashash : 77)


# Penanaman nilai-nilai keislaman terus kita usahakan, baik kepada diri kita sendiri, orang lain yang mecakup istri, anak, kedua orang tua, saudara-saudaranya hingga bila mampu tetangga.

# Kita tidak lupa, selalu memohon agar digolongkan bersama orang-orang yang bertaqwa, Amien.

Syukron

Fastabiqul Khairaat...

10 September 2008

Google Earth, Perceptive Pixel dan Kamera Allah SWT

Assalamu'alaikum Wr. Wb

Beberapa tahun terakhir para netter di seluruh dunia begitu mengagumi sebuah teknologi yang dikeluarkan perusahaan tersohor bernama "Google" dengan "Google Earth"-nya . Dengan memanfaatkan foto pencitraan dari satelit Google Earth mampu menampilkan kondisi muka bumi pada semua lokasi di belahan bumi, walaupun informasinya harus setiap saat di update oleh pihak Google. Bila teknologi ini dimanfaatkan secara positif oleh para penggunanya maka tujuan kekhalifahan Manusia di bumi Allah SWT ini akan bisa terealisasikan walaupun hanya sebatas pengamatan dan pengembangan secara fisik. Namun sangat disangsikan juga bahwa ada sekelompok orang akan memanfaatkan teknologi ini secara tidak arif untuk tujuan kejahatan. Coba surfing ke sini untuk sekedar mengetahui sedikit keunggulan google earth.
Manfaatnya bagi kita sebagai muslim dengan adanya teknologi ini adalah semakin bertambahnya iman kita akan kekuasaan Allah SWT dengan melihat gambaran bola bumi yang sedemikian sempurna penciptaannya, mampukah kita mengambil mau'izzah darinya ?
Kita mungkin sangat kagum dengan informasi geografis yang lengkap diberikan oleh Google Earth tentang suatu wilayah. Mungkin saja teknologi ini akan berkembang lagi pada pengamatan benda-benda angkasa lainnya. Kekaguman kita akan hal ini tentunya tidak akan mengalahkan keyakinan bahwa Allah Maha Mengetahui segala apa yang ada di langit dan di bumi.
Tidak lama berselang, sekitar satu tahun yang lalu seorang ilmuan keturunan China "Jefferson Han" menemukan teknologi Multi Touch display yang diberinama Perceptive Pixel, Masya Allah....
Teknologinya diadobsi oleh Microsoft dengan Microsoft Surface-nya, silakan simak videonya di sini. Perusahaan Apple juga telah mengimplementasikan teknologi ini dengan product iPod-nya. Begitu juga Autodesk yang dikenal dengan perusahaan pembuat Software AutoCad juga telah memanfaatkan keunggulan teknologi ini, berikut ini Ana tampilkan videonya.



Manusia saja sudah mampu menciptakan teknologi canggih seperti ini, lalu bagaimana dengan Allah SWT yang menciptakan Manusia sebagai Makhluk-Nya. Subhanallah.. wa bihamdihi....

Andaikata Allah SWT memperlihatkan Syurga dan Neraka kepada kita seperti kita memanfaatkan software Google Earth, atau kita diperlihatkan dengan menggunakan Microsoft Surface, Bagaimana yach...??

Mari sama-sama kita tadaburi Al-Qur'an Surat Al-Ghaasyiyah (88).
Terjemahannya :

1. sudah datangkah kepadamu berita (Tentang) hari pembalasan?
2. banyak muka pada hari itu tunduk terhina,
3. bekerja keras lagi kepayahan,
4. memasuki api yang sangat panas (neraka),
5. diberi minum (dengan air) dari sumber yang sangat panas.
6. mereka tiada memperoleh makanan selain dari pohon yang berduri,
7. yang tidak menggemukkan dan tidak pula menghilangkan lapar.
8. banyak muka pada hari itu berseri-seri,
9. merasa senang karena usahanya,
10. dalam syurga yang tinggi,
11. tidak kamu dengar di dalamnya Perkataan yang tidak berguna.
12. di dalamnya ada mata air yang mengalir.
13. di dalamnya ada takhta-takhta yang ditinggikan,
14. dan gelas-gelas yang terletak (di dekatnya),
15. dan bantal-bantal sandaran yang tersusun,
16. dan permadani-permadani yang terhampar.
17. Maka Apakah mereka tidak memperhatikan unta bagaimana Dia diciptakan,
18. dan langit, bagaimana ia ditinggikan?
19. dan gunung-gunung bagaimana ia ditegakkan?
20. dan bumi bagaimana ia dihamparkan?
21. Maka berilah peringatan, karena Sesungguhnya kamu hanyalah orang yang memberi peringatan.
22. kamu bukanlah orang yang berkuasa atas mereka,
23. tetapi orang yang berpaling dan kafir,
24. Maka Allah akan mengazabnya dengan azab yang besar.
25. Sesungguhnya kepada Kami-lah kembali mereka,
26. kemudian Sesungguhnya kewajiban Kami-lah menghisab mereka.

Syukron

Fastabiqul Khairaat...

يوليف ديان