Mencari Cahaya dari Masjid ke Masjid perjalanan mengumpulkan bekal

21 Juli 2014

Catatan 24 : Ramadhan 1435 H

Pelajaran dari Kisah Musa as
Kuliah Subuh, Masjid BI
Dr. Mustafa Umar, LC, MA
20 Juli 2014


Al Qashash : 30
Maka ketika dia (Musa) sampai ke ( tempat) api itu, dia diseru dari (arah) pinggir sebelah kanan lembah, dari sebatang pohon, disebidang tanah yang diberkahi, "Wahai Musa! Sungguh Aku adalah Allah, Tuhan seluruh alam"

Tempat Nabi Musa as menerima wahyu, dijelaskan spesifik oleh ayat ini, tempat nabi Musa as berbicara langsung dgn Allah SWT. Allah dalam ayat ini menjelaskan tempat yg diberkahi. Bukit thursina

Masjid adalah termasuk tempat yang diberkahi.

20 Juli 2014

Catatan 21 : Ramadhan 1435 H


Kajian Asmaul Husna
Ust. Bachtiar Natsir, LC
Al Mu'min

Allah itu Al Mu'min : makhluk-Nya merasa aman karena Dia tidak mungkin berbuat dzalim (Ibn Katsir)

Allah itu memberikan rasa aman dan ketenangan bagi makhluk-Nya. Allah itu membenarkan para Rasul-Nya dgn memberikan mukjizat sbg bukti kebenaran risalah yang dibawa oleh Rasul-Nya.


Sumber rasa aman : perkuat ketauhidan dan jauhi kesyirikan.


QS. Al An'am : 82
Orang-orang yang beriman dan tidak mencampurkan iman mereka dgn syirik, mereka itulah yang mendapatkan rasa aman dan mereka mendapat petunjuk.


Sent from my Windows Phone

Catatan 22 : Ramadhan 1435 H

Majelis I'tikaf Eksekutif
Masjid Baitul Ihsan, BI
19 Juli 2014

Dihadiri :

Dewan Gubernur BI
- Prof. Dr. Nazarudin Umar
- Prof. Dr. Ir. Rohmin Dahuri, MS
- Prof. Dr. Ahmad Satory Ismail
- Dr. Mustafa Umar, Lc, MA
- Para Mu'takifin lebih kurang 1000 - 1500 orang

Disebut I'tikaf eksekutif karena dihadiri oleh beberapa ulama dan para profrsional Dewan Gubernur BI.

Dalam sambutannya Bpk. Prof. Feri Warjiyo mewakili DG BI menyatakan bahwa BI dan MMBI tetap berkomitmen menyediakan fasilitas Masjid Baitul Ihsan bagi masyarakat untuk memakmurkan masjid dalam memaksimalkan ibadah, terutama kegiatan ibadah bulan ramadhan termasuk i'tikaf sepuluh malam terakhir ramadhan.

Ada empat narasumber utama yang mengisi tausyiah berbagi ilmu dalam i'tikaf spesial ini.

Sesi pertama diisi oleh Bapak Prof. Dr. Rohmin Dahuri, M.S mantan Menteri Perikanan dan Kelautan RI.

19 Juli 2014

Catatan 11 : Ramadhan 1435 H

Apakah di samping Allah ada tuhan yang lain ?

Tadarus hari ke-11 Ramadhan 1435 H membawa saya sampai pada Surat An Naml, sambil membaca tartil saya mencoba memahaminya. QS. An Naml yang terjemahannya adalah "Semut", binatang kecil yang sering dianggap manusia makhluk yang tak berguna, hanya mengganggu mengemari makanan manis. Ternyata semut diabadikan namanya oleh Allah SWT dalam kitab-Nya yang Mulya; Al Quran.

Semut yang dikisahkan dalam surat An Naml adalah semut yang mampu menyadarkan Nabi Sulaiman AS atas nikmat yang diterimanya dari Allah SWT hingga dengan spontan beliau berdoa, doa ini banyak diamalkan para shalihin, mensyukuri nikmat Allah SWT. Sekecil apapun itu, kalau Allah memberikan izin niscaya akan dapat memberikan hidayah kepada siapapun yang Allah kehendaki.

12 Juli 2014

Catatan 14 : Ramadhan 1435 H


Shalat Tarawih di Masjid Baitul Ihsan, Bank Indonesia

Kultum : Ust. Dr. Abdul Muti, M.Ed

QS. An Nisa : 58 (amanah)

Pointer :

Menurut para mufassir  ayat ini diturunkan saat Fathu Makkah. Ketakutan kaum Quraisy akan ada pertumpahan darah tidak terjadi. Rasulullah melakukan penaklukan makkah dengan cara yang sangat elegan.

Saat itu Rasulullah menawarkan Opsi damai 2 pilihan, yaitu bagi penduduk makkah yang mau aman masuklah ke masjidil haram, yang tidak mau tunduk silahkan masuk ke rumah abu sufyan.

Catatan 13 : Ramadhan 1435 H


Berbuka di Masjid Baitul Ihsan Bank Indonesia
Karena sesuatu hal, hari ini saya memutuskan turun di halte Bank Indonesia, setengah jam ke depan akan masuk waktu Jum'at. Hitungan logis, akhirnya saya memilih untuk Shalat Jum'at di Masjid Baitul Ihsan, yang berada dalam kompleks Perkantoran Bank Indonesia. Beberapa tahun lalu saya pernah tuliskan tentang Masjid Ini.
Selepas Shalat Jum'at saya mampir ke kantor dan galeri Indosat yang berada tidak jauh dari Masjid dan kembali lagi Shalat Ashar di Masjid ini, Alhamdulillah Handphone sudah terisi lagi sehingga bisa jepret-jepret momen penting.
Nyaman dan bersihnya Masjid ini membuat betah tadarus, ba'da shalat selalu ramai jamaah yang tadarus, suasana semangat Ramadhan sangat terasa. Tak ingin melewatkan momen, saya memilih untuk tarawih malam ini di sini, pertama kali sejak Ramadhan 1435 H, setelah ini ada acara buka bersama diumumkan panitia.

Acara Buka Bersama Dewan Gubernur BI.

Kultum :  Ust. Dr. Ahmad Luthfi Fathullah, MA

Pointer :
Tema : Filosofi Puasa dalam teks-teks al-Quran

Mari kita menilai Ramadhan dengan nilai yang luar biasa agar upaya dan semangat menggapai keberkahannya juga senantiasa meningkat.

Analogi yang disampaikan Ustadz tentang ketinggalan uang 1000 ribu dan 10 juta sangat menarik dan mudah dipahami berkenaan dengan contoh menilai ramadhan.

07 Juli 2014

Catatan 8 : Ramadhan 1435 H


NGOPI : Ngorol Perkara Iman

Acara ini diadakan di panggung utama Ramadhan Fair Republika, Pelataran Masjid Agung At-Tin, Jakarta Timur. Sebagai host adalah Komunitas Pejuang Subuh. Sekilas tentang Pejuang Subuh :

#Pejuang Subuh adalah gerakan yang dengan sukarela menggiatkan shalat subuh berjamaah ke masjid.
Program Utama Pejuang Subuh, sebagaimana disebutkan yaitu mengajak para muslimin untuk sholat subuh berjamaah, memakmurkan masjid. Membantu me-reminder membangunkan kaum muslimin waktu subuh. Pejuang ini sangat terkenal di media sosial  seperti twitter dengan akun @PejuangSubuhJKT, bbm dan whatsapp.

Catatan 6 : Ramadhan 1435 H

 
Survey di Jum'at Pagi
06 Juli 2014

#Masjid Agung Al Azhar

Seyogyanya ba'da Subuh ini saya ikut mendengarkan Kultum dari Ust. Agus Nur Qowim, SQ. Saya memilih duduk di dekat tiang sebelah kiri, sebentar kemudian ada yang menyapa saya, ternyata beliau seorang mahasiswa yang sedang bertugas sebagai pengumpul data, mencari sample dari responden yang terpilih. Beliau kemudian meminta kesediaan saya mengisi questioner yang terdiri dari 4 lembar kertas A4.
Sample responden sengaja diambil dari jamaah shalat subuh dan yang mengikuti kajian rutin di Madjid Agung Al Azhar.

Singkat cerita, saya mengisi dengan lengkap questioner, dari pertanyaan yang ada saya menjadi tahu arahnya. Dalam hati saya salut dengan inisiatif tim yang melakukan survey ini. Walaupun secara kasat mata sudah bisa ditebak siapa saja jamaah yang ikut meramaikan masjid ini. Survey ini akan lebih detail mengetahui profil jamaah, tingkat pendidikan dan tingkat penyerapan materi taklim yang diikuti di Masjid Agung Al Azhar.
Melihat saya serius mengisi questioner dua jamaah lain menghampiri kami, ikut mendiskusikan pertanyaan-pertanyaan yang diajukan kemudian bersedia ikut menjadi responden.

Sebelum kami berpisah saya sempat menanyakan bagaimana garis besar pemetaan profil jamaah yang diteliti, berikut kategorinya kesimpulan dalam persentase yang akan didapatkan :

1. Jenis jamaah Legalis tradisional
2. Jenis jamaah Puritan teologis
3. Jenis jamaah Modernis klasik
4. Jenis jamaah Islam politik
5. Jenis jamaah Ekstrimis militan
6. Jenis jamaah Ijtihad progresif
7. Jenis jamaah Liberal sekuler

Secara pribadi saya dapat melihat manfaat dari adanya survey seperti ini, selain didapat profil jamaah, dapat juga sebagai bahan evaluasi bagi Pengelolaan Masjid Agung Al Azhar ke depannya. Hendaknya Masjid-masjid yang lain juga bisa melakukan hal yang sama.

Update : 
Ternyata setelah sekian lama, hari ini  25 November 2020 saya menemukan artikel dalam jurnal Al Azhar Indonesia Seri Humaniora  hasil penelitian yang berjudul "Tipologi Keislaman Jamaah Masjid Agung Al Azhar", artikel ini menerangkan Tipologi Jamaah Masjid Agung Al Azhar secara ilmiah dan merupakan latar belakang utama penelitian dilakukan.  Artikel lengkap dapat dibaca di Sini.



Dalam artikel ini pada bagian abstraknya tertulis :


 Titik tolak penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan secara ilmiah tipologi keislaman jamaah Masjid Agung Al-Azhar (MAA), Jakarta, sebagai salah satu masjid besar bersejarah dan berpengaruh di Jakarta. Diharapkan, hasilnya dapat menggambarkan suatu tipologi keislaman yang berkembang di Jakarta, serta menjadi masukan bagi takmir MAA sendiri dalam meningkatkan kiprahnya. Penelitian ini menyimpulkan sejumlah temuan penting, di antaranya: (1) Keislaman jamaah MAA mencerminkan semangat kembali kepada ajaran Islam yang murni. (2) Tipologi-tipologi yang paling menonjol adalah Puritan Teologis, Islam Politik, dan Modernis Klasik. (3) Materi dakwah yang paling disukai, secara umum, adalah tafsir, aqidah dan fikih. Walaupun kemudian ditemukan sedikit perbedaan kajian yang paling disukai bila dilihat dari kelompok usia dan gender jamaah.

Menariknya dari hasil pengolahan data menggunakan SPSS didapat  bahwa :  keislaman jamaah MAA lebih mendekati tipologi-tipologi: 
1. Puritan Teologis, dengan mean 3.34 
2. Islam Politik, dengan mean 3.25 
3. Modernis Klasik, dengan mean 3.03 

Sedangkan tipologi-tipologi keislaman yang paling tidak terepresentasi dalam jamaah MAA adalah Ijtihad Progresif (dengan mean 1.44) dan Liberal Sekuler (dengan mean 1.47).

Ketiga tipologi keislaman yang paling menonjol di kalangan jamaah MAA (Puritan Teologis, Islam Politik, dan Modernis Klasik) di atas sejatinya berasal dari rumpun yang sama yaitu semangat back to the pure Islam.  



Sent from my Windows Phone

Catatan 4 : Ramadhan 1435 H

Masjid Agung Al Azhar
01 Juli 2014/ 03 Ramadhan 1435 H
Anshori Siregar

Puasa adalah ibadah yang diperintahkan oleh Allah SWT. Setiap perintah pasti punya manfaat bagi yang menjalankannya dengan benar.

Apapun perintah Allah SWT dan Anjuran Rasul Nya kita lakukan, niscaya kita akan menjadi suci, bersih, sehat, kuat dan berani.

01 Juli 2014

Catatan 3 : Ramadhan 1435 H


Ramadhan hari kedua saya berkunjung ke Masjid kebanggaan Indonesia, salah satu Masjid terbesar di Asia Tenggara, Masjid Istiqlal Jakarta Pusat.
Sangat mudah untuk mencapai masjid ini, dari kawasan sudirman saya cukup naik bus Trans Jakarta ke halte central harmoni untuk transit, dari harmoni naik lagi bus jurusan PGC yang melalui Pasar Baru, saya hanya perlu turun di Halte Juanda. Begitu keluar halte sudah terlihat megahnya Masjid Istiqlal.