01 Juli 2014

Catatan 3 : Ramadhan 1435 H


Ramadhan hari kedua saya berkunjung ke Masjid kebanggaan Indonesia, salah satu Masjid terbesar di Asia Tenggara, Masjid Istiqlal Jakarta Pusat.
Sangat mudah untuk mencapai masjid ini, dari kawasan sudirman saya cukup naik bus Trans Jakarta ke halte central harmoni untuk transit, dari harmoni naik lagi bus jurusan PGC yang melalui Pasar Baru, saya hanya perlu turun di Halte Juanda. Begitu keluar halte sudah terlihat megahnya Masjid Istiqlal.
Saya jadi teringat ketika beberapa tahun menjadi karyawan di sebuah kawasan industri di Cikarang Barat. Waktu itu saya hampir saban dua minggu sekali mengikuti kegiatan di Masjid ini, saya mendapat komentar curhat dari beberapa rekan kerja yang bahkan sudah bertahun-tahun bekerja di Bekasi, sering jalan ke Jakarta, namun belum pernah masuk Masjid Istiqlal, mereka hanya mendengar cerita-cerita kemegahan, menyaksikan di TV saja. Mendengar itu beberapa teman ada yang saya ajak langsung, ada yang hanya saya tunjukkan akses jalannya saja. Itu dulu, sekitar 6 tahun lalu. Semoga sekarang sudah banyak yang pernah Shalat di Masjid ini.

Baru saja saya sampai di Masjid ini, saya sudah bertemu banyak turis mancanegara yang berkunjung menyaksikan langsung, beberapa ada yang sangat mengagumi arsitekturnya. Subhanallah Turis-turis asing yang perempuan terlihat anggun-anggun ketika semuanya memakai mukena atau sekedar baju gamis panjang, hal ini memang diminta oleh pengurus agar menutup aurat sebelum diajak keliling oleh tour guide.
Jamaah terlihat ramai, datang dari berbagai daerah. Ada jamaah mukimin, banyak juga musafirin. Pelataran Masjid dipenuhi oleh musafirin yang beristirahat. Hari ini saya bertemu jamaah musafirin dari Surabaya, Jogja, Pekalongan, Lampung dan Sekitar Jabodetabek.
Menjelang masuk waktu berbuka, jamaah diarahkan ke koridor lantai satu untuk mengikuti kegiatan berbuka bersama yang memang disediakan setiap harinya sekitar 3000 paket.

Shalat Tarawih
Ada dua gelombang Shalat tarawih yaitu gelombang pertama yang sebelas rakaat dan gelombang kedua yang 23 rakaat dengan imam yang berbeda.

Kultum sebelum tarawih malam ini di isi oleh Bapak Wakil Menteri Agama RI, Prof. Dr. Nazaruddin Umar sebagai penceramah, dengan judul  "Puasa menuntun Manusia ke alam Malakut".

Sebelum kultum diawali oleh Tilawah Mujawwad, penampilan Qoriah terbaik Indonesia, Juara MTQ Nasional tahun 1990 dan Juara MTQ Internasional ditahun yang sama di Malaysia. Beliau adalah Ustzh. Hj. Nus Aisyiah Amin membacakan dengan merdu QS. An-Naba : 31-40.

Pointer Kultum :
Kata 'Alam berasal dari akar kata yang sama dengan 'ilmun - 'alaman yang berarti tanda, satu arti dengan kata Ayat, yaitu Tanda dari Allah SWT.
Puasa yang seperti apa yang bisa menembus alam malaikat ?
Kita manusia melalui beberapa alam, alam arwah-alam raham-alam dunia-alam barzakh-alam akhirat.
Kita sedang berada di alam dunia yang disebut juga alam fana, Alam barzakh adalah alam antara alam nyata dengan alam ghaib.
Secara fisik kita sudah selesai ketika maut datang, secara ruh akan terus berproses ke alam berikutnya, dalam pandangan Islam kematian adalah awal dari kehidupan akhirat yang panjang dan kekal.
Para ulama membagi 3 kategori puasa, yaitu Puasa orang awam yang hanya sebatas memenuhi kewajiban dan rukun puasa saja, puasa khawas dan puasa khawasul khawas. Puasa khawas meningkatkan kualitas puasa dengan menjaga segala hal yang merusak pahala puasa dan menjaga akhlak selama melaksanakan puasa yang berimbas pada perubahan perilakunya setelah ramadhan berakhir di bulan-bulan lainnya.  Inilah yang bisa mengantar manusia ke alam malaikat. Puasa khawasul khawas adalah level tertinggi, yaitu puasa para mukhlisin yang sudah tidal berharap pahala, hanya beribadah karena cintanya kepada Allah SWT.
 


0 comments: