09 Februari 2014

HIkmah Seputar Pengangkatan Thalut Menjadi Raja

Assalamu'alaikum Wr. Wb

Alhamdulillah, Membaca kisah yang tertulis dalam Al-Qur'an selalu menyenangkan karena selain terbuai dengan gaya bahasa penuturan, alur kisahnya juga selalu ada ibrah yang didapat setelah membacanya. Apalagi waktu membaca ditemani oleh kitab tafsir yang memberikan penjelasan lebih detail berkaitan dengan hal-hal yang tersirat dalam ayat, asbab an nuzul -nya, munasabahnya dengan ayat-ayat lain serta hadist-hadist yang berhubungannya, sehingga bisa menambah khasanah pemahaman kita.

Salah satu kisah yang bisa kita temukan dalam Al-Qur'an adalah kisah pengangkatan Thalut sebagai Raja dari Bani Israil setelah zamannya Nabi Musa 'Alaihissalam.

Pada zaman itu, Bani Israil mengalami kemunduran (krisis) karena banyaknya yang terbunuh dalam peperangan besar, mereka terusir dari kampung halamannya, yang lebih parah adalah ketiadaan Raja dan hampir terputusnya silsilah kenabian (nubuwah) karena habisnya anak keturunan Laawi yang darinya muncul para nabi.  Sampai akhirnya Allah SWT mendengar do'a mereka dengan mengutus Nabi Syamuel a.s untuk berdakwah di antara mereka dan merekomendasikan pengangkatan Thalut sebagai raja.



Dalam Al-Qur'an kisah pengangkatan Thalut ini diceritakan pada ayat 246-248 atau beberapa ayat akhir Juz ke-2, secara khusus sebab Thalut diangkat menjadi raja karena memenuhi kriteria yg dapat kita baca pada ayat 247 sebagai berikut :

وَقَالَ لَهُمْ نَبِيُّهُمْ إِنَّ اللَّهَ قَدْ بَعَثَ لَكُمْ طَالُوتَ مَلِكًا قَالُوا أَنَّى يَكُونُ لَهُ الْمُلْكُ عَلَيْنَا وَنَحْنُ أَحَقُّ بِالْمُلْكِ مِنْهُ وَلَمْ يُؤْتَ سَعَةً مِنَ الْمَالِ قَالَ إِنَّ اللَّهَ اصْطَفَاهُ عَلَيْكُمْ وَزَادَهُ بَسْطَةً فِي الْعِلْمِ وَالْجِسْمِ وَاللَّهُ يُؤْتِي مُلْكَهُ مَنْ يَشَاءُ وَاللَّهُ وَاسِعٌ عَلِيمٌ

Terjemahannya :
Dan Nabi mereka mengatakan kepada mereka: `Sesungguhnya Allah telah mengangkat Thalut menjadi rajamu`. Mereka menjawab: `Bagaimana Thalut memerintah kami, padahal kami lebih berhak mengendalikan pemerintahan daripadanya, sedang diapun tidak diberi kekayaan yang cukup banyak?` Nabi (mereka) berkata: `Sesungguhnya Allah telah memilihnya menjadi rajamu dan menganugerahinya ilmu yang luas dan tubuh yang perkasa.` Allah memberikan pemerintahan kepada siapa yang dikehendaki-Nya. Dan Allah Maha Luas pemberian-Nya lagi Maha Mengetahui. [QS. Al-Baqarah : 247]

Kriteria Pemimpin Unggul Menurut Al-Qur'an
 
Hikmah yang dapat dipetik dari kisah pengangkatan Thalut sebagai raja ini adalah munculnya kriteria raja atau pemimpin yang baik/unggul :
  1. Dipilih Allah SWT karena ketaqwaannya dan Allah Maha Mengetahui.
  2. Berilmu luas, Cerdas.
  3. Bertubuh Sehat, Gagah, kuat secara fisik dan mental.
  4. Direkomendasikan oleh Ulama yang zuhud.
  5. Pemuka masyarakat harus ikut andil dalam menentukan pemimpin (awal ayat 246)

Akhirnya Thalut diangkat menjadi raja kaum Bani Israil karena mempunyai kriteria unggul seperti yang diwahyukan Allah SWT kepada Nabi Syamuel a.s,  walaupun pada awalnya mendapat penolakan dari pemuka-pemuka Bani Israil yang mengatakan bahwa kriteria Raja mereka adalah keturunan bangsawan dan banyak harta, sedangkan Thalut hanya dari kalangan prajurit dan miskin.  Ketika menjadi raja, Thalut membuktikan dengan kinerjanya, ia membawa kaumnya keluar dari krisis, dengan penguasaan taktik dan pengalamannya sebagai prajurit unggul ia memimpin peperangan dengan menaklukkan Jalut dan tentaranya. Menyiapkan kaderisasi pemimpin unggul berikutnya pada diri Nabi Daud 'alaihissalam.

Bila pemimpin senantiasa berada pada jalur kebaikan dan ketaqwaan kepada Allah SWT niscaya senantiasa mendapat pertolongan dan hidayah dari-Nya.
Wassalam.

0 comments: