30 Juli 2011

Masjid Ideal Dalam Anganku

Masjid Sebagai Pusat Pemberdayaan Umat, memakmurkan Masjid berarti memakmurkan Jamaah dan orang disekitar Masjid.

وَأَنَّ الْـمَسَاجِدَ لِلهِ فَـلاَ تَدْ عُوْا مَعَ اللهِ أَحَــدًا | من سورة الجن : 18

Terjemahannya :

Dan sesungguhnya mesjid-mesjid itu adalah kepunyaan Allah. Maka janganlah kamu menyembah seseorangpun di dalamnya di samping (menyembah) Allah.  (QS. Al-Jinn [72] : 18)

اِنَّمَا يَعْمُرُ مَسَاجِدَ الله مَنْ ءَامَنَ بَاللهِ وَالْيَوْمِ الاَخِرِ وَاَقَامَ الصَّلاَةَ وَءَاتَى الزَّكَوةَ وَلَمْ يَخْشَ اِلاَّ الله فَعَسَى اُولَئِكَ اَنْ يَكُوْنُوْا مِنَ الْمُهْتَدِيْنَ  من سورة التوباة : 18

Terjemahannya :

Hanya yang memakmurkan masjid-masjid Allah ialah orang-orang yang beriman kepada Allah dan Hari kemudian, serta tetap mendirikan shalat, menunaikan zakat dan tidak takut (kepada siapapun) selain kepada Allah, maka merekalah orang-orang yang diharapkan termasuk golongan orang-orang yang mendapat petunjuk. (QS. At-Taubah : 18)

 

(( مَنْ بَنَى مَسْجِداً يَبْتَغِي بِهِ وَجْهَ اللهِ بَنَى اللهُ لَهُ مِثْلَهُ فِي الْجَنَّةِ )) وفي رواية لمسلم: (( بَيْتاً فِي الْجَنَّةِ )).

“Barangsiapa membangun masjid –karena mengharap wajah Allah- maka Allah akan membangunkan untuknya yang semisalnya di dalam syurga.” (HR. Al-Bukhari dan Muslim). Dan dalam riwayat Muslim disebutkan dengan lafal: “rumah di dalam syurga.”

Keutamaan tersebut di atas hanya bisa dicapai dengan ikhlas semata-mata karena Allah, mengharap wajah Allah sebagaimana teks hadits. Meskipun masjid yang dibangun itu berukuran kecil.

Dalam hadits yang lain Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

 مَنْ بَنَى ِللهِ مَسْجِداً وَلَوْ كَمَفْحَصِ قَطَاةٍ أَوْ أَصْغَرَ بَنَى اللهُ لَهُ بَيْتاً فِي الْجَنَّةِ

“Barangsiapa membangun sebuah masjid karena/untuk Allah walau seukuran sarang (kandang) burung atau lebih kecil dari itu, maka Allah akan membangunkan untuknya rumah di dalam syurga.” (HR. Ibnu Majah dan al-Baihaqi dan dishahihkan oleh Syaikh Al-Albani dalam Shahih al-Jami’ no. 6128).

Adapun bila seseorang membangun masjid dengan tujuan ingin dipuji oleh manusia atau hanya untuk berbangga-banggaan semata maka ia tidak akan memperoleh keutamaan ini. Dan jika hal ini merajalela di tengah-tengah manusia maka itu salah satu pertanda dekatnya hari kiamat. Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

لا تقوم الساعة حتى يتباهى الناس في المساجد

“Tidaklah kiamat akan tegak sehingga manusia berbangga-banggaan dalam (membangun) masjid-masjid.” (HR. Ahmad, Abu Daud Ibnu Majah dan yang lainnya. Dishahihkan oleh Syaikh Al-Albani dalam Shahih al-Jami’ no. 7421)

Tidak seperti tahun lalu, aktifitas ramadhan hanya bisa saya lakukan di beberapa Masjid di sekitar tempat tinggal. Entah kenapa, Insya Allah bila mempunyai kesempatan pada Ramadhan kali ini saya sangat tertarik untuk berkunjung, bersafari ke beberapa Masjid setiap harinya. Maksud hati ingin mencoba mempelajari bagaimana bentuk pengelolaan Masjid yang baik sesuai dengan kultur dan kearifan lokal masyarakat setempat.

Walaupun secara teoritis saya belum pernah mengikuti pelatihan-pelatihan resmi tentang pengelolaan Masjid, semoga dengan pengalaman langsung ini dapat memetik pelajaran yang berharga tanpa mengurangi maksud dan kekhusyu’an ibadah Ramadhan.

Secara pribadi saya sudah menetapkan standar pengamatan dan penilaian untuk memudahkan pengamatan atau observasi di lapangan. Secara penilaian berturut-turut dari yang belum baik sampai yang sangat baik saya memberikan nilai berupa bintang dari 1 (satu) bintang sampai 10 (sepuluh) bintang. Parameter-parameter yang menjadi objek pengamatan  berupa hal-hal sebagai berikut :

  1. Lokasi Masjid yang Strategis dan Mudah di Jangkau
  2. Kenyamanan Buat Jamaah dalam beribadah
  3. Manajemen Masjid / Pengelolaan yang profesional
  4. Kepengurusan Yang Aktif dan Proaktif
  5. Imam Masjid yang Hafiz, Fasih, Cerdas dan Berwibawa Taqwa
  6. Kaderisasi Yang Baik (Imam, Muadzin, Khatib, Mubaligh)
  7. AMIL Zakat yang Amanah dan pengelolaan ZIS yang baik.
  8. Remaja Masjid yang Aktif dan Kreatif
  9. Perpustakaan Masjid yang Rapi dan Lengkap
  10. Tempat Wudhu  dan Toilet yang Bersih
  11. Parkir, Tempat Penitipan Barang Yang Aman.
  12. Amal Usaha dan Donatur Masjid.
  13. Pemanfaatan Teknologi dan Sistem Keterbukaan Informasi untuk Jamaah.
  14. Jumlah atau Kuantitas Jamaah Rata-rata.
  15. Aktifitas Ramadhan (Khusus Bulan Ramadhan)

- Shalat Fardhu Berjamaah

- Shalat Qiyamullail

- Tadarrus dan Taklimul Quran

- Qultum / Ceramah

- Berbuka Bersama

- I’Tikaf (10 Terakhir Ramadhan)

Tidak ada metode khusus yang diterapkan dalam hal ini, hanya berusaha secara maksimal agar parameter-parameter tersebut di atas cukup terpenuhi dalam hal observasinya. Memang secara ideal observasi dilakukan selama rentang waktu tertentu bila ingin mendapatkan data yang lebih akurat, hal ini dapat dilakukan dengan perencanaan yang lebih matang tentunya. Dalam observasi kali ini rencananya saya berkunjung sebagai Jamaah Masjid sebagaimana biasanya dan sedapat mungkin berdiskusi dengan Jamaah atau Takmir Masjid untuk mendapatkan data tambahan. Saya berharap pada aktifitas Masjid selama Ramadhan dapat tergambar semua parameter yang saya amati.

Mumpung Ramadhan beberapa jam lagi, Niat sudah matang, tekad sudah kuat, sekarang berharap dan berdoa semoga Allah SWT memberikan kemudahan dan kelancaran dalam usaha ini dan  tidak ada halangan yang berarti.

Sebagai objek acuan saya akan menjadikan beberapa Masjid sebagai tolok ukur :

- Masjid  Istiqlal  Jakarta Pusat

- Masjid Agung Sunda Kelapa, Menteng Jakarta

- Masjid At-Tin, Pondok Gede Jakarta

- Masjid Agung Al-Azhar Jakarta Selatan

- Masjid Al-Latif, Pasar Raya Grande Blok M

- Masjid Nurul Islam, Islamic Center Bekasi

- Masjid Al-Azhar,  Jakasampurna Bekasi

- Masjid Dian Al-Mahri / Kubah Mas, Depok.

- Masjid Al-Ikhlas Jatipadang (Masjid Pertama dengan ISO 9001 : 2008)

- Masjid Baitul Mustafa (Kawasan Industri MM2100)

- Dan Insya Allah Masjid lain di area Jabodetabek sesuai rekomendasi yang ditemui dilapangan.


0 comments: