06 Januari 2010

Menyoroti Film Religi Bagian III

Menilik Alasan Membolehkan Film Religi untuk Dakwah

Banyak saudara kita yang melegalkan film religi sebagai sarana dakwah berargumen dengan alasan-alasan di bawah ini :

1. Film religi adalah sebuah bid'ah hasanah, lagi pula tujuannya baik.
2. Film religi adalah sebuah sarana tarbiyah umat yang paling berpengaruh dari pada bacaan atau ceramah.
3. Dahulu Jibril Alaihisalam juga telah datang kepada Rasulullah bukan dalam wujud aslinya. Ia datang kepada Nabi SAW dengan menjelma sebagai seorang badui atau sosok Dihyah al-Kalbi Radiyallahu'anhu. Maka apa bedanyan dengan para aktor yang memainkan perannya dengan malaikat yang datang kepada Nabi SAW bukan dalam wujud aslinya?

Jawab :
1. Klaim bahwa film religi adalah sebuah bid'ah hasanah dalam agama Islam adalah klaim yang tidak bisa diterima. Karena baik tidaknya suatu ibadah harus diukur dengan dalil. Yang kedua, sandiwara telah ada di zaman Rosulullah SAW, jika hal itu baik dan merupakan sarana dakwah yang jitu tentunya akan diperintahkan oleh beliau, atau diamalkan oleh para sahabat yang juga berdakwah di benua yang memiliki peradaban lebih maju semisal Eropa.

2. Memang tidak disangkal lagi ia sangat berpengaruh melibihi bacaan atau sekedar ceramah biasa, namun tarbiyah bertujuan menjadikan umat sebagai umat yang bagus. Jadi sarana yang digunakan harus bagus pula, harus bersih dari hal-hal yang mengundang murka Allah SWT. Jika kita menjadikan film religi sebagai sarana tarbiyah umat padahal ia bukan berasal dari agama serta di dalamnya terdapat berbagai kemungkaran, maka bagaimanakah umat akan bisa baik.

3. Alasan yang terakhir ini memang banyak dipakai oleh sebagian saudara-saudara kita dalam melegalkan film religi ini. Akan tetapi alasan ini juga tidaklah sekuat alasan yang sebelumnya. Karena di sini kita menganalogikan antara dua hal yang berbeda, yaitu antara yang ghoib dan yang kasat mata. Kemudian Jibril A.S diberi kemampuan untuk merubah wujudnya dengan sempurna dan tidak menjadi orang yang lain, sedangkan aktor hanyalah aktor, tidak bisa mengubah dirinya menjadi orang lain,seprofesional apapun dia. Yang terkahir Jibril A.S datang kepada Nabi SAW bukan dengan wujud aslinya, ini semata-mata untuk maslahat manusia itu sendiri. Coba kita ingat bagaimanakah keadaan Rasulullah SAW ketika menerima wahyu pertama dengan melihat sosok asli Jibril A.S yang begitu besar. Lantas bagaimanakah dengan keadaan para sahabat yang berkumpul di sisi Rasulullah SAW bila Jibril A.S datang kepada mereka dengan sosoknya yang asli. Kemudian yang agak lucu adalah apakah mungkin manusia menjelma sebagai manusia? Wallahul Munawaffiq.


Sahabat, Itulah sebuah artikel yang telah Ana coba ketik kembali walaupun masih belum seperti yang aslinya karena ada beberapa teks arab yang tidak bisa Ana tampilkan di blog dan juga referensi yang dipakai oleh penulis dengan catatan kakinya. Namun artikel atau buletin asli masih ana simpan dengan rapi, InsyaAllah akan ana coba membuat versi digitalnya berbentuk scan document.

Silahkan Sahabat pembaca untuk memberikan tanggapan atau komentar tentang tulisan ini.


Sumber :

  • Abu Usamah al-Kadiriy. Buletin Al-Furqon, Tahun 4 Volume 8 No. 2, Dhulhijjah 1430 H

2 comments:

Anonim mengatakan...

wah, bang Yulef, dah mulai diisi lagi nih blognya?
btw bang, sebelum ke film, ini ada blog yang menghina-hina Islam
alamatnya: http://beritamuslim.wordpress.com/

Yugo mengatakan...

hmm..subhanallah satu lagi wawasan baru buat ane:)
btw ada yang mw ane konfirm ke antm. ana pernah diberitahu dari guru ane, bhw ada siroh ttg dakwah cucu2 Rasulullah, Hasan & Husein cm ane lp sumber detailny. seingat ane mereka mnggunakan smacam sandiwara untuk mendakwahi orang tua yang sedang mengambil wudhu krna tata cara wudhunya salah.
apa antum pernah dgr kisah tersebut?