Assalamu'alaikum warahmatullahiwabarakatu
Ana teringat suatu masa dimana Ana dan teman-teman Remaja Masjid di kampung, setiap malam bulan Ramadhan dengan rutin mengikuti taddarus Al-Quran. Ketika itu Ana memulai sebuah hobbi membaca Al-Qur’an. Dalam satu bulan Ana dan rekan-rekan yang lain berusaha untuk khatam dan Alhamdulillah kami selalu bisa. Ada rasa rindu dengan rutinitas itu. Alhamdulillah, sampai sekarang Ana masih diberi kesempatan untuk terus mengimani, mencintai, membaca dan mempelajari Al-Qur’an.
Allah SWT telah memuliakan bulan ramadhan di antara bulan-bulan yang lainnya dengan memilihnya sebagai bulan diturunkannya Al-Qur'an Al-'Azhiim. oleh karenanya Bulan Ramadhan disebut juga dengan Syahrul Qur'an.
Firman Allah SWT :
(Beberapa hari yang ditentukan itu ialah) bulan Ramadhan, bulan yang di dalamnya diturunkan (permulaan) Al-Quran sebagai petunjuk bagi manusia dan penjelasan-penjelasan mengenai petunjuk itu dan pembeda (antara yang haq dan yang bathil)......
(QS. Al-baqarah : 185)
Saat Bulan Ramadhan datang, kaum muslimin melakukan berbagai kegiatan positif dan amal ibadah ditingkatkan, termasuk di dalamnya kita dianjurkan untuk memperbanyak bacaan Al-Quran, memahaminya, mentadabburinya.
" Barangsiapa membaca satu huruf dari kitab Allah maka baginya satu kebaikan, dan satu kebaikan itu dibalas sepuluh kali lipatnya. Aku tidak mengatakan alif lam mim itu satu huruf, tetapi alif satu huruf, lam satu huruf, dan mim satu huruf." (HR. At-Tirmidzi)
Keutamaan Al-Qur’an yang terbesar bahwa ia merupakan kalam Allah SWT. Al-Qur’an adalah kitab yang diturunkan dengan penuh berkah. Al-Qur’an memberikan petunjuk manusia kepada jalan yang lurus. Tidak ada keburukan di dalamnya, oleh karena itu sebaik-baik manusia adalah mereka yang mempelajari Al-Qur’an dan mengajarkannya.
Rasulullah SAW bersabda, ”Sebaik-baik orang diantara kalian adalah orang yang mempelajari Al-Qur’an dan mengajarkannya.” (HR. Bukhori).
Rasulullah SAW selalu membaca Al-Qur’an. Beliau juga suka mendengarkan bacaan dari sahabatnya, khususnya sahabat Ibnu Mas’ud. Beliau berlinang air matanya bila membaca dan mendengarkan bacaan Al-Qur’an, seperti yang dikisahkan dalam sebuah hadist dari Ibnu Mas’ud:
Suatu ketika Rasulullah SAW meminta Ibnu Mas’ud untuk membacakan Al-Qur’an. Ibnu Mas’ud berkata: “Ya Rasulullah, bagaimanakah saya membacakan untukmu, padahal Al-Qur’an diturunkan kepadamu?”. Dijawab nabi SAW: “Saya ingin mendengar dari orang lain”.
Ibnu Mas’ud berkata, ”Maka saya bacakan surat An Nisa hingga sampai pada ayat “Fa kaifa idzaa ji’na min kulli ummatin bisyahidin waji’na bika ’ala ha’ula’i syahiida” (Bagaimanakah jika Kami telah mendatangkan untuk setiap ummat saksinya dan Kami jadikan engkau sebagai saksi atas semua ummat itu).
Nabi bersabda, “Cukuplah sampai di sini”. Saya menoleh melihat nabi SAW sedang bercucuran air mata.“ {HR. Bukhori dan Muslim}.
Sahabat Rasulullah SAW juga selalu membaca Al-Qur’an. Ketika mereka menemukan ayat yang berkaitan dengan azab Allah, mereka membacanya berulang-ulang hingga berlinang air mata. Abu Bakar RA, jika beliau menjadi imam ketika sholat, maka akan terdengar isakan tangis beliau.
Suatu ketika seorang sahabat ingin ke pasar mendapati Asma binti Abu Bakar membaca salah satu ayat diulang-ulang sambil menangis. Ketika sahabat tersebut kembali dari pasar, ia masih membaca ayat yang sama sambil menangis.
Itulah sikap Rasulullah SAW dan para sahabatnya ketika membaca Al-Qur’an. Kita sebagai ummat dan sebagai generasi penerusnya berusaha untuk bersikap seperti yang telah dicontohkan oleh Rasulullah SAW dan para sahabatnya ketika membaca Al-Qur’an.
Beberapa keutamaan membaca Al-Qur’an Silakan simak disini
Patut kita waspadai dan sangat disayangkan bila ada diantara kita atau keluarga kita masih ada yang belum bisa membaca Al-Qur’an. Ada banyak metode dikembangkan dalam pembelajaran Al-Qur’an dewasa ini. Dari tingkat awal untuk pemula yang masih buta dengan Al-Qur’an sampai ke tingkat mahir yang bisa menterjemahkan Al-Qur’an hingga belajar metode tafsir Al-Qur’an.
Dan menurut Ana yang paling penting adalah bagaimana kita memulai dan mencoba untuk mengamalkan Al-Qur’an dalam setiap jengkal kehidupan kita pribadi, berkeluarga, bermasyarakat maupun berbangasa. Alangkah indahnya jika nilai-nilai Agung dalam Al-Qur’an kita implementasikan bersama-sama dengan memulai dari diri dan keluarga masing-masing.
Momentum Bulan Ramadhan dapat menjadi titik awal yang tepat bagi kita untuk memulai mengagungkan kembali Al-Qur’an melalui kegiatan tadarus ataupun tadabbur.
Beberapa Tahapan belajar Al-Qur’an yang dapat dilalui.
1. Mengenal huruf-huruf dan melafazkan sesuai dengan makhraj yang tepat.
2. Membaca beberapa huruf dengan merangkai membentuk kata (metode IQRA’)
3. Membaca Surat-surat pendek dari Juz terakhir Al-Qur’an.
4. Membaca Al-Qur’an dari Juz 1 dengan disertai belajar Tajwid. (Tahsin)
5. Menghafal Al-Qur’an. (Tahfiz)
6. Membaca Al-Qur’an dengan seni suara Murattal (Irama bacaan cepat)
Silakan download beberapa bacaan murattal Al-Qur'an di sini
Ana sendiri dari dulu favorit dan belajar bacaan, Syeikh Mahmood Khalil Al-Husary dengan standar bacaan beberapa surat dari Al-Qur'an. Untuk memudahkan silakan download mulai dari surat-surat pendek terlebih dahulu.
7. Membaca Al-Qur’an dengan seni suara Mujawwad (Irama bacaan pelan)
Bacaan Al-Qur'an dengan Mujawwad biasa diperlombakan dalam Musabaqah Tilawatil Qur'an (MTQ). Beberapa standar lagu yang bisa dipelajari adalah Lagu Bayyati dengan tingkatan nadanya, Lagu Shaba, Lagu Hijaz, Lagu Rost, Lagu Jiharaka, Lagu Sikkah dengan tingkatan-tingkatan nadanya.
8. Menterjemahkan Al-Qur’an secara mufradad (perkata). (Tarjim)
9. Belajar Tata Bahasa Arab (Nahwu + Sharf ) mengetahui terjemahan Ayat-ayat Al-Qur’an dengan benar dan mengetahui sifat dan kedudukan setiap kata dalam kalimat. (Qawaid). Silakan berkunjung ke sini
10. Memahami Al-Qur’an atau belajar Tafsir Al-Qur’an dengan mempelajari hubungan munasabah ayat, surat dan penjelasan hadits serta mengetahui Asbabul Nuzul dari suatu ayat. (Tafsir)
11. Mengamalkan Al-Qur’an dalam kehidupan sehari-hari.
12. Mengajarkan Al-Qur’an kepada keluarga, saudara, sahabat dan kaum muslimin lainnya.
Dari sekian tahapan di atas, beberapa tahapan adalah opsional namun tahapan paling penting adalah Membaca dengan tartil dan mengamalkan Al-Qur’an serta mengajarkan kepada sesama.
Untuk tingkat akademis masih ada beberapa ilmu khusus yang harus dipelajari salah satu misalnya adalah ilmu balaghah.
Keimanan kita terhadap Al-Qur’an semakin tinggi dan Kecintaan kepada Al-Qur’an akan senantiasa tumbuh dan terpupuk bila kita senantiasa berinteraksi dengan Al-Qur’an.
Syukron...
Fastabiqul Khairaat...
يوليف ديان
Ana teringat suatu masa dimana Ana dan teman-teman Remaja Masjid di kampung, setiap malam bulan Ramadhan dengan rutin mengikuti taddarus Al-Quran. Ketika itu Ana memulai sebuah hobbi membaca Al-Qur’an. Dalam satu bulan Ana dan rekan-rekan yang lain berusaha untuk khatam dan Alhamdulillah kami selalu bisa. Ada rasa rindu dengan rutinitas itu. Alhamdulillah, sampai sekarang Ana masih diberi kesempatan untuk terus mengimani, mencintai, membaca dan mempelajari Al-Qur’an.
Allah SWT telah memuliakan bulan ramadhan di antara bulan-bulan yang lainnya dengan memilihnya sebagai bulan diturunkannya Al-Qur'an Al-'Azhiim. oleh karenanya Bulan Ramadhan disebut juga dengan Syahrul Qur'an.
Firman Allah SWT :
(Beberapa hari yang ditentukan itu ialah) bulan Ramadhan, bulan yang di dalamnya diturunkan (permulaan) Al-Quran sebagai petunjuk bagi manusia dan penjelasan-penjelasan mengenai petunjuk itu dan pembeda (antara yang haq dan yang bathil)......
(QS. Al-baqarah : 185)
Saat Bulan Ramadhan datang, kaum muslimin melakukan berbagai kegiatan positif dan amal ibadah ditingkatkan, termasuk di dalamnya kita dianjurkan untuk memperbanyak bacaan Al-Quran, memahaminya, mentadabburinya.
" Barangsiapa membaca satu huruf dari kitab Allah maka baginya satu kebaikan, dan satu kebaikan itu dibalas sepuluh kali lipatnya. Aku tidak mengatakan alif lam mim itu satu huruf, tetapi alif satu huruf, lam satu huruf, dan mim satu huruf." (HR. At-Tirmidzi)
Keutamaan Al-Qur’an yang terbesar bahwa ia merupakan kalam Allah SWT. Al-Qur’an adalah kitab yang diturunkan dengan penuh berkah. Al-Qur’an memberikan petunjuk manusia kepada jalan yang lurus. Tidak ada keburukan di dalamnya, oleh karena itu sebaik-baik manusia adalah mereka yang mempelajari Al-Qur’an dan mengajarkannya.
Rasulullah SAW bersabda, ”Sebaik-baik orang diantara kalian adalah orang yang mempelajari Al-Qur’an dan mengajarkannya.” (HR. Bukhori).
Rasulullah SAW selalu membaca Al-Qur’an. Beliau juga suka mendengarkan bacaan dari sahabatnya, khususnya sahabat Ibnu Mas’ud. Beliau berlinang air matanya bila membaca dan mendengarkan bacaan Al-Qur’an, seperti yang dikisahkan dalam sebuah hadist dari Ibnu Mas’ud:
Suatu ketika Rasulullah SAW meminta Ibnu Mas’ud untuk membacakan Al-Qur’an. Ibnu Mas’ud berkata: “Ya Rasulullah, bagaimanakah saya membacakan untukmu, padahal Al-Qur’an diturunkan kepadamu?”. Dijawab nabi SAW: “Saya ingin mendengar dari orang lain”.
Ibnu Mas’ud berkata, ”Maka saya bacakan surat An Nisa hingga sampai pada ayat “Fa kaifa idzaa ji’na min kulli ummatin bisyahidin waji’na bika ’ala ha’ula’i syahiida” (Bagaimanakah jika Kami telah mendatangkan untuk setiap ummat saksinya dan Kami jadikan engkau sebagai saksi atas semua ummat itu).
Nabi bersabda, “Cukuplah sampai di sini”. Saya menoleh melihat nabi SAW sedang bercucuran air mata.“ {HR. Bukhori dan Muslim}.
Sahabat Rasulullah SAW juga selalu membaca Al-Qur’an. Ketika mereka menemukan ayat yang berkaitan dengan azab Allah, mereka membacanya berulang-ulang hingga berlinang air mata. Abu Bakar RA, jika beliau menjadi imam ketika sholat, maka akan terdengar isakan tangis beliau.
Suatu ketika seorang sahabat ingin ke pasar mendapati Asma binti Abu Bakar membaca salah satu ayat diulang-ulang sambil menangis. Ketika sahabat tersebut kembali dari pasar, ia masih membaca ayat yang sama sambil menangis.
Itulah sikap Rasulullah SAW dan para sahabatnya ketika membaca Al-Qur’an. Kita sebagai ummat dan sebagai generasi penerusnya berusaha untuk bersikap seperti yang telah dicontohkan oleh Rasulullah SAW dan para sahabatnya ketika membaca Al-Qur’an.
Beberapa keutamaan membaca Al-Qur’an Silakan simak disini
Patut kita waspadai dan sangat disayangkan bila ada diantara kita atau keluarga kita masih ada yang belum bisa membaca Al-Qur’an. Ada banyak metode dikembangkan dalam pembelajaran Al-Qur’an dewasa ini. Dari tingkat awal untuk pemula yang masih buta dengan Al-Qur’an sampai ke tingkat mahir yang bisa menterjemahkan Al-Qur’an hingga belajar metode tafsir Al-Qur’an.
Dan menurut Ana yang paling penting adalah bagaimana kita memulai dan mencoba untuk mengamalkan Al-Qur’an dalam setiap jengkal kehidupan kita pribadi, berkeluarga, bermasyarakat maupun berbangasa. Alangkah indahnya jika nilai-nilai Agung dalam Al-Qur’an kita implementasikan bersama-sama dengan memulai dari diri dan keluarga masing-masing.
Momentum Bulan Ramadhan dapat menjadi titik awal yang tepat bagi kita untuk memulai mengagungkan kembali Al-Qur’an melalui kegiatan tadarus ataupun tadabbur.
Beberapa Tahapan belajar Al-Qur’an yang dapat dilalui.
1. Mengenal huruf-huruf dan melafazkan sesuai dengan makhraj yang tepat.
2. Membaca beberapa huruf dengan merangkai membentuk kata (metode IQRA’)
3. Membaca Surat-surat pendek dari Juz terakhir Al-Qur’an.
4. Membaca Al-Qur’an dari Juz 1 dengan disertai belajar Tajwid. (Tahsin)
5. Menghafal Al-Qur’an. (Tahfiz)
6. Membaca Al-Qur’an dengan seni suara Murattal (Irama bacaan cepat)
Silakan download beberapa bacaan murattal Al-Qur'an di sini
Ana sendiri dari dulu favorit dan belajar bacaan, Syeikh Mahmood Khalil Al-Husary dengan standar bacaan beberapa surat dari Al-Qur'an. Untuk memudahkan silakan download mulai dari surat-surat pendek terlebih dahulu.
7. Membaca Al-Qur’an dengan seni suara Mujawwad (Irama bacaan pelan)
Bacaan Al-Qur'an dengan Mujawwad biasa diperlombakan dalam Musabaqah Tilawatil Qur'an (MTQ). Beberapa standar lagu yang bisa dipelajari adalah Lagu Bayyati dengan tingkatan nadanya, Lagu Shaba, Lagu Hijaz, Lagu Rost, Lagu Jiharaka, Lagu Sikkah dengan tingkatan-tingkatan nadanya.
8. Menterjemahkan Al-Qur’an secara mufradad (perkata). (Tarjim)
9. Belajar Tata Bahasa Arab (Nahwu + Sharf ) mengetahui terjemahan Ayat-ayat Al-Qur’an dengan benar dan mengetahui sifat dan kedudukan setiap kata dalam kalimat. (Qawaid). Silakan berkunjung ke sini
10. Memahami Al-Qur’an atau belajar Tafsir Al-Qur’an dengan mempelajari hubungan munasabah ayat, surat dan penjelasan hadits serta mengetahui Asbabul Nuzul dari suatu ayat. (Tafsir)
11. Mengamalkan Al-Qur’an dalam kehidupan sehari-hari.
12. Mengajarkan Al-Qur’an kepada keluarga, saudara, sahabat dan kaum muslimin lainnya.
Dari sekian tahapan di atas, beberapa tahapan adalah opsional namun tahapan paling penting adalah Membaca dengan tartil dan mengamalkan Al-Qur’an serta mengajarkan kepada sesama.
Untuk tingkat akademis masih ada beberapa ilmu khusus yang harus dipelajari salah satu misalnya adalah ilmu balaghah.
Keimanan kita terhadap Al-Qur’an semakin tinggi dan Kecintaan kepada Al-Qur’an akan senantiasa tumbuh dan terpupuk bila kita senantiasa berinteraksi dengan Al-Qur’an.
Syukron...
Fastabiqul Khairaat...
يوليف ديان