Assalamu'alaikum Sahabat,
Suatu ketika saya duduk menunggu waktu shalat di Masjid Al-Azhar Kebayoran Baru, seperti biasa, bila waktu azan masih agak jauh, saya menyempatkan tilawah atau membaca kitab tafsir Al-Azhar yang sudah disediakan di rak-rak mushaf yang dibuat khusus di setiap tiang Masjid. Mushaf-mushaf disini tersusun rapi, jamaah diberi kesempatan menggunakannya namun hanya dibaca dalam Masjid saja.
Hari itu saat membolak-balik kitab satu kitab tafsir Al Azhar, Juz VIII. Sampai pada halaman 228 saya membaca kisah unik sang penulis (Buya Hamka) saat beliau dalam tahanan. Kisah ini menceritakan suatu kejadian yang beliau alami ketika diinterogasi. Seorang penjaga tahanan sangat terheran dengan Buya Hamka yang tidak dibentak-bentak dan tidak jadi di setrum oleh perwira polisi yang menginterogasi beliau, padahal alatnya sudah ada di bawah meja interogasi. Polisi penjaga terheran karena, alat setrum itu biasanya selalu berhasil digunakan apabila sudah dibawa oleh interogator, tapi kali ini tidak digunakan sama sekali pada Buya Hamka.
Keesokan hari, Buya Hamka didatangi oleh Polisi penjaga ini lalu bertanya secara serius dan meminta untuk diajarkan mantra atau do'a agar selamat dari hal-hal semacam penyiksaan. Buya Hamka awalnya menolak dengan mengatakan bahwa beliau tidak menggunakan mantra apa-apa, beliau hanya mengatakan bahwa silahkan dinilai bagaimana perilaku dan kegiatan yang beliau lakukan setiap hari, hanya menyibukkan diri dengan ibadah. Itulah kuncinya.
Buya Hamka akhirnya mengajarkan sepotong do'a tidur sebagaimana beliau baca dari hadist Rasulullah Shallallahu Alaihi Wa Salam. Inilah do'anya :
Allahumma aslamtu nafsiy ilaika, wawajjahtu wajhi ilaika, waqawwadtu amriy ilaika, wa alja' tu dzahriy ilaika, ragh batan warahbatan ilaika, laa malja' wala manja minka illa ilaika, aamantu bikitaa bikalladzi anzalta, wanabiyikallazi arsalta.
Terjemahannya :
Yaa Allah, aku serahkan diriku kepada Mu, aku hadapkan wajahku kepada Mu, aku titipkan urusanku kepada Mu, aku sandarkan punggungku kepada Mu, tidak ada tempat berlindung dan tidak ada tempat menyelamatkan diri selain pada Mu, aku beriman kepada kitab yang Engkau turunkan dan aku beriman kepada Nabi yang Engkau utus. (HR. Bukhari)
Dalam mengajarkan do'a ini Buya Hamka (semoga Allah merahmati beliau)menyampaikan bahwa yang beliau lakukan sebenarnya adalah penyerahan diri secara total kepada Allah Subhanahu wa ta'ala itulah yang utama. Do'a yang beliau ajarkan kepada penjaga itu, kalau dicerna dengan baik, dibaca dengan khusyu' maka kita akan paham maksud yang disampaikan.
Maha Suci Allah, Sholawat dan Salam untuk Muhammad Rasulullah yang telah mengajarkan doa penyerahan diri secara total sebelum tidur kepada Sang Pemilik kehidupan, karena kita tidak bisa menjamin akan terbangun dengan selamat tanpa Seizin Nya.
Suatu ketika saya duduk menunggu waktu shalat di Masjid Al-Azhar Kebayoran Baru, seperti biasa, bila waktu azan masih agak jauh, saya menyempatkan tilawah atau membaca kitab tafsir Al-Azhar yang sudah disediakan di rak-rak mushaf yang dibuat khusus di setiap tiang Masjid. Mushaf-mushaf disini tersusun rapi, jamaah diberi kesempatan menggunakannya namun hanya dibaca dalam Masjid saja.
Hari itu saat membolak-balik kitab satu kitab tafsir Al Azhar, Juz VIII. Sampai pada halaman 228 saya membaca kisah unik sang penulis (Buya Hamka) saat beliau dalam tahanan. Kisah ini menceritakan suatu kejadian yang beliau alami ketika diinterogasi. Seorang penjaga tahanan sangat terheran dengan Buya Hamka yang tidak dibentak-bentak dan tidak jadi di setrum oleh perwira polisi yang menginterogasi beliau, padahal alatnya sudah ada di bawah meja interogasi. Polisi penjaga terheran karena, alat setrum itu biasanya selalu berhasil digunakan apabila sudah dibawa oleh interogator, tapi kali ini tidak digunakan sama sekali pada Buya Hamka.
Keesokan hari, Buya Hamka didatangi oleh Polisi penjaga ini lalu bertanya secara serius dan meminta untuk diajarkan mantra atau do'a agar selamat dari hal-hal semacam penyiksaan. Buya Hamka awalnya menolak dengan mengatakan bahwa beliau tidak menggunakan mantra apa-apa, beliau hanya mengatakan bahwa silahkan dinilai bagaimana perilaku dan kegiatan yang beliau lakukan setiap hari, hanya menyibukkan diri dengan ibadah. Itulah kuncinya.
Buya Hamka akhirnya mengajarkan sepotong do'a tidur sebagaimana beliau baca dari hadist Rasulullah Shallallahu Alaihi Wa Salam. Inilah do'anya :
عن الْبَراءِ بن عازبٍ رضيَ اللَّه عنهما قال : كَانَ رسول اللَّه صَلّى
اللهُ عَلَيْهِ وسَلَّم إذا أَوَى إلى فِرَاشِهِ نَامَ عَلى شِقَّهِ الأَيمنِ ، ثُمَّ
قال :
« اللَّهُمَّ أَسْلَمْتُ نَفْسِي إليْكَ ، وَوجَّهْتُ وَجْهي إلَيْكَ ،
وفَوَّضْتُ أَمْرِي إلَيْكَ ، وَأَلجَأْتُ ظهْري إلَيْكَ ، رَغْبةً وَرهْبَةً
إلَيْكَ ، لا مَلْجأ ولا مَنْجى مِنْكَ إلاَّ إلَيْكَ ، آمَنْتُ بِكتَابكَ الذي
أَنْزلتَ ، وَنَبيِّكَ الذي أَرْسَلْتَ »
.رواه البخاري بهذا اللفظ في كتاب الأدب
من صحيحه
Allahumma aslamtu nafsiy ilaika, wawajjahtu wajhi ilaika, waqawwadtu amriy ilaika, wa alja' tu dzahriy ilaika, ragh batan warahbatan ilaika, laa malja' wala manja minka illa ilaika, aamantu bikitaa bikalladzi anzalta, wanabiyikallazi arsalta.
Terjemahannya :
Yaa Allah, aku serahkan diriku kepada Mu, aku hadapkan wajahku kepada Mu, aku titipkan urusanku kepada Mu, aku sandarkan punggungku kepada Mu, tidak ada tempat berlindung dan tidak ada tempat menyelamatkan diri selain pada Mu, aku beriman kepada kitab yang Engkau turunkan dan aku beriman kepada Nabi yang Engkau utus. (HR. Bukhari)
Dalam mengajarkan do'a ini Buya Hamka (semoga Allah merahmati beliau)menyampaikan bahwa yang beliau lakukan sebenarnya adalah penyerahan diri secara total kepada Allah Subhanahu wa ta'ala itulah yang utama. Do'a yang beliau ajarkan kepada penjaga itu, kalau dicerna dengan baik, dibaca dengan khusyu' maka kita akan paham maksud yang disampaikan.
Maha Suci Allah, Sholawat dan Salam untuk Muhammad Rasulullah yang telah mengajarkan doa penyerahan diri secara total sebelum tidur kepada Sang Pemilik kehidupan, karena kita tidak bisa menjamin akan terbangun dengan selamat tanpa Seizin Nya.
0 comments:
Posting Komentar