Assalamualaikum Sahabat,
Hmm, Saya termasuk di antara orang-orang yang senang dengan keputusan sidang istbat penentuan awal Ramadhan tahun ini, 1436 Hijriah. Alhamdulillah, tahun ini bisa kompak dan serentak kita memulai Ramadhan pada hari Kamis 18 Juni 2015.
Sesuai aturan fiqih bahwa kita sudah bisa melaksanakan shalat tarawih pada Rabu malam 17 Juni 2015. Hari itu, sayapun memutuskan untuk mengawali malam-malam Ramadhan di Masjid Agung Al Azhar (MAA) Kebayoran Baru. Alasan transportasi menjadi ujian pertama bagi saya sehingga saya datang agak telat untuk ikut Shalat Magrib jamaah gelombang pertama.
Singkat cerita, ba'da Isya saya sudah bisa lebih tenang karena sudah stand by di ruang utama MAA. Sebelum pelaksanaan shalat tarawih Ustadz Amliwazir Saidi memberikan kultum dengan tema : "Ramadhan dan Persaudaraan", berikut sekelumit pointer catatannya :
MAA, 17 Juni 2015
Ustadz : Drs. H. Amliwazir Saidi
Sumber : Qs. Al-Hasyr : 9
Syariat Puasa dimulai pada tahun ke-2 hijriah.
Rasulullah hanya sempat puasa sampai tahun ke-8 H.
Saat itu karena masih suasana baru hijrah, kaum muslimin muhajirin dalam keadaan serba kekurangan, kaum muslimin anshar sedia berbagi dgn kaum muhajirin.
- Kaum anshor lebih banyak memberi kepada muhajirin tanpa interest sedikitpun, hanya dengan landasan imam. Landasan persaudaraan dalam iman (ukhuwah imaniah) yang ditanamkan oleh Rasulullah SAW pada tahun pertama hijriah sangat berhasil.
Hal inilah yang tergambar dalam QS. Al-Hasyr : 9.
Memperkuat Ukhuwah Imaniyah, indikatornya adalah memberi.
Ramadhan mengajarkan kita memberi.
Puasa Ramadhan juga mengajarkan pengendalian nafsu hingga mudah mengenal Rabb-nya.
Kaum muslimin akhirnya cepat bangkit membangun peradaban di Madinah sehingga tahun ke-6 hijriah umat muslimin di Madinah sudah bisa umrah ke Makkah.
Qs. Al Baqarah adalah surat Al-Quran pertama kali turun di madinah. Banyak mengandung hukum syariat, termasuk perintah shiam Ramadhan.
Di awal surat Al-Baqarah, Allah SWT menjelaskan 3 tipe manusia saat itu yang dihadapi oleh Rasulullah SAW, yaitu; orang beriman, orang kafir dan orang munafiq. Inilah tantangan bagi kaum muslimin.
Salam
Update :
Innalillahi wa inna ilaihi rajiuun
Tepat satu bulan setelah pertemuan terakhir dengan Ustadz Amliwazir Saidi, beliau telah dipanggil oleh Allah SWT ketika sedang bersilaturrahim ke rumah salah seorang jamaah Masjid Al-Azhar usai melaksanakan Shalat Idul Fitri 1436 H. Sungguh tidak menyangka bahwa itu pertemuan terakhir saya dengan beliau, semoga Allah SWT merahmati dan menyayangi Ustadz, diberikan kesempatan menyelesaikan Ramadan 1436 H sebulan penuh. Saya mendo'akan semoga khusnul khotimah, terimakasih atas ilmu-ilmu yang diberikan selama ini. Terimakasih juga sudah mewisuda saya sebagai santri LTA angkatan Pertama. Tulisan ini, saya dedikasikan untuk Ustadz semoga akan terus mengalir sebagai amal jariah.
Hmm, Saya termasuk di antara orang-orang yang senang dengan keputusan sidang istbat penentuan awal Ramadhan tahun ini, 1436 Hijriah. Alhamdulillah, tahun ini bisa kompak dan serentak kita memulai Ramadhan pada hari Kamis 18 Juni 2015.
Sesuai aturan fiqih bahwa kita sudah bisa melaksanakan shalat tarawih pada Rabu malam 17 Juni 2015. Hari itu, sayapun memutuskan untuk mengawali malam-malam Ramadhan di Masjid Agung Al Azhar (MAA) Kebayoran Baru. Alasan transportasi menjadi ujian pertama bagi saya sehingga saya datang agak telat untuk ikut Shalat Magrib jamaah gelombang pertama.
Singkat cerita, ba'da Isya saya sudah bisa lebih tenang karena sudah stand by di ruang utama MAA. Sebelum pelaksanaan shalat tarawih Ustadz Amliwazir Saidi memberikan kultum dengan tema : "Ramadhan dan Persaudaraan", berikut sekelumit pointer catatannya :
MAA, 17 Juni 2015
Ustadz : Drs. H. Amliwazir Saidi
Sumber : Qs. Al-Hasyr : 9
Syariat Puasa dimulai pada tahun ke-2 hijriah.
Rasulullah hanya sempat puasa sampai tahun ke-8 H.
Saat itu karena masih suasana baru hijrah, kaum muslimin muhajirin dalam keadaan serba kekurangan, kaum muslimin anshar sedia berbagi dgn kaum muhajirin.
- Kaum anshor lebih banyak memberi kepada muhajirin tanpa interest sedikitpun, hanya dengan landasan imam. Landasan persaudaraan dalam iman (ukhuwah imaniah) yang ditanamkan oleh Rasulullah SAW pada tahun pertama hijriah sangat berhasil.
Hal inilah yang tergambar dalam QS. Al-Hasyr : 9.
Dan orang-orang yang telah menempati kota Madinah dan telah beriman (Anshor) sebelum (kedatangan) mereka (Muhajirin), mereka (Anshor) 'mencintai' orang yang berhijrah kepada mereka (Muhajirin). Dan mereka (Anshor) tiada menaruh keinginan dalam hati mereka terhadap apa-apa yang diberikan kepada mereka (Muhajirin); dan mereka mengutamakan (orang-orang Muhajirin), atas diri mereka sendiri, sekalipun mereka dalam kesusahan. Dan siapa yang dipelihara dari kekikiran dirinya, mereka itulah orang orang yang beruntung. [QS. 24 : 9]
Memperkuat Ukhuwah Imaniyah, indikatornya adalah memberi.
Ramadhan mengajarkan kita memberi.
Puasa Ramadhan juga mengajarkan pengendalian nafsu hingga mudah mengenal Rabb-nya.
Kisah Pembangkangan Nafsu saat penciptaannya |
Kaum muslimin akhirnya cepat bangkit membangun peradaban di Madinah sehingga tahun ke-6 hijriah umat muslimin di Madinah sudah bisa umrah ke Makkah.
Qs. Al Baqarah adalah surat Al-Quran pertama kali turun di madinah. Banyak mengandung hukum syariat, termasuk perintah shiam Ramadhan.
Di awal surat Al-Baqarah, Allah SWT menjelaskan 3 tipe manusia saat itu yang dihadapi oleh Rasulullah SAW, yaitu; orang beriman, orang kafir dan orang munafiq. Inilah tantangan bagi kaum muslimin.
Salam
Update :
Innalillahi wa inna ilaihi rajiuun
Tepat satu bulan setelah pertemuan terakhir dengan Ustadz Amliwazir Saidi, beliau telah dipanggil oleh Allah SWT ketika sedang bersilaturrahim ke rumah salah seorang jamaah Masjid Al-Azhar usai melaksanakan Shalat Idul Fitri 1436 H. Sungguh tidak menyangka bahwa itu pertemuan terakhir saya dengan beliau, semoga Allah SWT merahmati dan menyayangi Ustadz, diberikan kesempatan menyelesaikan Ramadan 1436 H sebulan penuh. Saya mendo'akan semoga khusnul khotimah, terimakasih atas ilmu-ilmu yang diberikan selama ini. Terimakasih juga sudah mewisuda saya sebagai santri LTA angkatan Pertama. Tulisan ini, saya dedikasikan untuk Ustadz semoga akan terus mengalir sebagai amal jariah.
0 comments:
Posting Komentar